Senin, 23 November 2015

peta konsep kesehatan dan keselamatan kerja


artikel kesehatan dan keselamatan kerja

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial,mental dan phisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi dan peningkatan produktifitas. Sebaliknya tempat kerja yang kurang sehat atau tidak sehat (sering terpapar zat yang bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya.
Di industri banyak memberikan dampak positif terhadap kesehatan, seperti meningkatnya penghasilan pekerja, kondisi tempat tinggal yang lebih baik dan meningkatkan pelayanan, tetapi kegiatan industrilisasi juga memberikan dampak yang tidak baik juga terhadap kesehatan di tempat kerja dan masyarakat pada umumnya.
Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara global dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga melakukan perubahan-perubahan dalam pembangunan baik dalam bidang tehnologi maupun industri. Dengan adanya perubahan tersebut maka konsekuensinya terjadi perubahan pola penyakit / kasus-kasus penyakit karena hubungan dengan pekerjaan. Seperti faktor mekanik (proses kerja, peralatan) , faktor fisik (panas , Bising, radiasi) dan faktor kimia. Masalah gizi pekerja juga merupakan hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan, stress, penyakit Jantung, tekanan darah tinggi dan lain-lainnya.









BAB 2
PEMBAHASAN

A.    Definisi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.

B.     Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Di Perusahaan
Perusahaan adalah suatu organisasi dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan dan tenaga kerja dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan. Hampir di semua perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memaksimalkan laba. Jenis perusahaan dibedakan menjadi tiga, yaitu: perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa.
Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan yang salah atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan merupakan nilai tersendiri dari teknik keselamatan.
1)      Penyebab dasar keselamatan kerja
-       Faktor personil :
a)      Kelemahan pengetahuan dan skill
b)      Kurang motivasi
c)      Problem fisik
-       Faktor pekerjaan
a)      Standar kerja tidak cukup Memadai
b)      Pemeliharaan tidak memadai 
c)      Pemakaian alat tidak benar
d)     Kontrol pembelian tidak ketat

2)      Penyebab langsung kecelakaan kerja
-       Tindakan tidak aman
a)      Mengoperasikan alat bukan wewenangnya
b)    Mengoperasikan alat dg kecepatan tinggi
c)      Posisi kerja yang salah
d)     Perbaikan alat, pada saat alat beroperasi
-       Kondisi tidak aman
a)      Tidak cukup pengaman alat
b)      Tidak cukup tanda peringatan bahaya
c)      Kebisingan/debu/gas di atas NAB
d)     Housekeeping tidak baik
3)      Masalah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. Adapun masalah yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yaitu:
a.     Kapasitas kerja
b.    Beban kerja
c.     Lingkungan kerja
d.    Kecelakaan kerja tambang





BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN:
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.


DAFTAR PUSTAKA:
-       Silalahi, Bennett N.B. [Dan] Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.[S.L]:Pustaka Binaman Pressindo.

-       Suma'mur .1991. Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja : Jakarta

Rabu, 18 November 2015

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR (TUGAS KE 9)

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

TIO ANTONIO BUDIAWAN (41614010032)


BAB 1.
PENDAHULUAN

            Dunia Industri selalu menghubungkan pemikiran seseorang kepada sebuah prosedur input, proses, dan output. Ketiga hal ini menjadi bagian penting dalam suatu perusahaan untuk mengolah data mentah menjadi suatu keluaran. Perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda industrinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan, keputusan, bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan perusahaan. Manajemen manufaktur menggunakan komputer baik sebagai system konseptual maupun sebagai suatu elemen dalam sistem produksi fisik.Computer-aided design (CAD), computer-aided manufacturing (CAM), dan robotik merupakan gambaran dalam penggunaan komputer dalam sistem produksi fisik. Sistem informasi manufaktur terdiri dari sub-sistem input dan 4 sub-sistem output. Kegiatan dari sub-sistem input yang kemudian mengarah pada sub-sistem output yang nantinya akan menghasilkan produk untuk pemakai atau konsumen.


BAB 2.
LANDASAN TEORI

2.1 Sistem informasi
            Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasipenting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.



2.2 Sistem informasi manufaktur
            Sistem informasi manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja dalam hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung manajemen perusahaan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan manufaktur produk perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sistem ini digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa.
Manfaat system  informasi manufaktur:
 Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena menggunakan komputer
-          Arsip lebih terstruktur karena menggunakan database
-          Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya



BAB 3.
KESIMMPULAN

KESIMPULAN:


            Sistem informasi manufaktur adalah suatu penerapan teknologi informasi dalam produksi yang bagus tetapi hanya ada satu dimensi dari penggunaan komputer. Lalu manajer manufaktur menggunakan computer sebagai penunjang dalam kegiatan yaitu computer sebagai sistem fisik dan computer sebagai informasi. Manfaat sistem informasi manufaktur yaitu hasi produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena menggunakan computer, arsip lebih struktur karena menggunakan database dan perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.